pentingnya kebutuhan nutrisi pada kebutuhan dasar manusia
DEFINISI
1. Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer Konstantinides)
2. Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristian dan Gregar 1985)
3. Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya. Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
4. Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
JENIS-JENIS NUTRIEN
1. Karbohidrat
2. Lemak
3. protein
4. vitamin
5. mineral dan air
MALNUTRISI
Kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein dan karbohidrat. Dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kognisi serta dapat memperlambat proses penyembuhan.
TIPE-TIPE MALNUTRISI
1. Defisiensi nutrien, contoh : kurang makan buah dan sayur menyebabkan kurang vitamin C yang dapat mengakibatkan perdarahan pada gusi.
2. Marasmus, Kekurangan pritein dan kalori sehingga terjadinya pembongkaran lemak otot. Gambaran klinis : atropi otot, menghilangnya lapisan lemak subkutan, kelambatan pertumbuhan, perut buncit, sangat kurus seperti tulang di bungkus kulit.
3. Kwashiorkor : kekurangan protein karena diit yang kurang protein atau disebabkan karena protein yang hilang secara fisiologis (misalnya keadaan cidera dan infeksi). Ciri-cirinya : lemah, apatis, hati membesar, BB turun, atropi otot, anemia ringan, perubahan pigmentasi pada kulit dan rambut.
EFEK MALNUTRISI TERHADAP SISTEM TUBUH
1. Neurologis/ temperatur regulasi menurunkan metabolisme dan suhu basal tubuh
2. Status mental apatis, depresi, mudah terangsang, penurunan fungsi kognitif, kesulitan pengambilan keputusan.
3. Sistem imun. Produksi sel darah putih, resiko terhadap penyakit infeksi bila leukosit turun
4. Muskuloskeletal. Penurunan massa otot, terganggunya koordinasi dan ketangkasan.
5. Kardiovaskuler. Gangguan irama jantung, atropi jantung, pompa jantung turun
6. Respiratory, atropi otot pernapasan, pnemonia
7. Gastrointestinal, Penurunan massa feces, penurunan enzim pencernaan, penurunan proses absorbsi, mempersingkat waktu transit, meningkatkan pertumbuhan bakteri, diare, mengurangi peristaltik
8. Sistem urinaria. Atropi ginjal, mengubah filtrasi dan keseimbangan cairan dan elektrolit
9. Sistem hati dan empedu. Mengurangi penyimpanan glukosa, mengurangi produksi glukosa dari asam amino, mengurangi sintesa protein.
PERENCANAAN MAKANAN
Hidangan makanan umumnya direncanakan untuk memberikan campuran berbagai jenis makanan yang sesuai dengan selera tetapi pengetahuan gizi harus diterjemahkan dalam hal-hal praktis tersebut.
PEDOMAN DIIT DAPAT DIWUJUDKAN DALAM CARA- CARA BERIKUT INI :
1. Makanlah berbagai ragam makanan. Cara ini akan menjamin bahwa diit anada mengandung semua nutien dalam jumlah yang memadai
2. Mengurangi konsumsi gula
3. Meningkatkan kandungan serat dan pati dalam diit dengan makanan lebih banyak beras tumbuk, kentang sayur dan buah-buahan.
4. Mengurangi kandungan garam dalam diit dengan mengurangi makanan hasil olahan dan tidak membubuhkan bumbu secara berlebihan
5. Mengurangi konsumsi lemak dengan mengurangi makan mentega, mengantikan cara menggoreng dengan membakar atau merebus.
KEBUTUHAN NUTRISI BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN
Makanan bayi
ASI merupakan makanan ideal bagi bayi berusia 1-2 tahun hingga usia 4 bulan bayi hanya perlu ASI sebagai makanan satu-satunya dan setelah itu ASI diberi bersama-sama makanan mereka. 4-12 bulan mulai dikenalkan dengan makanan padat. 8 bulan ke atas mulai bisa makan makanan orang dewasa.
ASI atau susu formula. Sereal dan roti sereal dicampur dengan susu. Dilanjut dengan roti dan sereal lainnya. Dilanjutkan dengan sereal bayi sampai 18 bulan. Buah dan sayur di jus, mulai dengan jus 1 mangkok, memenuhi kebutuhan viatamin C. Lunak, 1 mangkok jus, buah lunak dan sayur yang di masak. Sayur dan buah di berikan 4 kali sehari termasuk jus. Daging dan sumber protein lain. Daging giling, daging yang di potong, daging sapi, telur, ikan, kacang polong, keju. Daging ataupun protein diberikan 2 kali sehari.
Todler dan PreSchool
Rata-rata anak todler dan preschool umumnya membutuhkan :
1. Susu : 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam 1 kali minum kira-kira ½ - 1 gelas
2. Daging : 2 kali atau lebih sehari
3. Sereal dan roti : 4 kali atau lebih dalam 1 hari. 1 kali pemberian kira-kira ½ - 1 potong roti atau ½ - 1 gelas bubur.
4. Sayur dan buah-buahan : 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Itu meliputi sekurang-kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk dan 1 kali pemberian sayuran hijau/kuning.
Anak sekolah
Anak sekolah membutuhkan jumlah yang sama besar dengan penyediaan makanan dasar yang dibutuhkan oleh anak usia pre school. Tapi kebutuhan lebih banyak dari anak pre school. Contoh : susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3 – ½ gelas, roti 1-2 iris, sereal ½ - 1 mangkok.
Adolesence
Remaja membutuhkan energi untuk kebutuhan mereka dan di dalam makanannya membutuhkan susu, daging, sayuran hgijau dan kuning. Orang tua di anjurkan memberikan sayur dan buah.
Dewasa muda
Harus terjadi keseimbngan antara intake makanan dengan jumlah kalori y7ang keluar, khususnya pada wanita hamil dan menyusui. Wanita hamil dan menyusui membutuhkan :
1. Protein
2. Kalsium dan fisfor
3. Magnesium 150 mg/hari
4. Besi
5. Iodine 175 mg/hari
6. seng 5 mg lebih banyak dari kebutuhan d\seharinya untuk pembentukan jaringan baru.
Midle Age Adult (Dewasa Tengah)
Intake kalori perlu dikurangi karena penurunan BMR, pertumbuhan sudah lengkap dan aktivitas berkurang. Penurunan intake bertujuan untuk mencegah obesitas. Mereka sebaiknya berhati-hati dalam memilih makanan. Makanan yang di anjurkan makanan rendah lemak, unggas, ikan, kacang dan telur hanya boleh 3 kali seminggu. Sayur, buah, sereal dan roti kasar dapat memenuhi kebutuhan serat dan protein.
Manula
Terjadinya perubahan fisiologis seperti : kurangnya gig, kurangnya kemampuan merasa, dan mencium yang dapat berpengaruh pada kebiasaan makanan. Perubahan fisiologis lainnya :
1. Penurunan sekresi dan asam lambung
2. Penurunan peristaltik
3. Berkurangnya sirkulasi
4. Menurunkan toleransi glukosa
5. Menurunkan massa tulang
6. BB turun
PEDOMAN NUTRISI UNTUK MANULA MENURUT RAAB DAN RAAB
1. Mengurangi konsumsi lemak dengan minum susu rendah lemak, memakan lebih banyak unggas-unggasan dan ikan dari pada daging merah. Batas porsi daging adalah 4-6 ons perhari. Tambahan lemak yang terbatas dari buttert, margarin dan salad berminyak.
2. Konsumsi makanan penutup seperti buah segar atau kalengan, puding yang di buat dari susu rendah lemak lebih baik dari pada mengkonsumsi pie, biskuit, cake atau es krim
3. Yakinkan bahwa intake daging, unggas, ikan telur dan keju cukup, karena konsumsi makanan ini berkurang pada manula
4. Karena toleransi glukosa menurunkan konsumsi karbohidrat komplek seperti roti, sereal, beras, pasta, kentang dan kacang-kacangan lebih baik dari makanan yang banyak mengandung gula
5. Mengkonsumsi sekitar 800 mg kalsium untuk mencegah karapuhan tulang. Susu dan produk-produknya seperti eju, yoghurt, sup krim, puding susu, produk susu yang dibekukan adalh sumber kalsium yang utama
6. Cukup konsumsi vitamin D untuk mempertahankan keseimbangan kalsium didapatkan dari susu. Bila susu dan produknya tidak dapat mentoleransi defisiensi laktosa, suplemen vitamin D bisa diberikan
7. Diet rendah garam pada manula yang menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler. Hindari sup kalengan, kecap, mustar, garam, rokok dan lainnya
8. Penggunaan aspirin dapat menurunkan intake daging dan kebutuhan zat besi akan meningkat
9. Kesulitan mengunyah buah-buahan dan sayur-sayuran dapat mnyebabkan
Diposkan oleh Siti Rochana di 22:16 1 komentar
Label: KEPERAWATAN
Senin, 24 Mei 2010
Pengelolaan Pasien Di Ruang Pulih Sadar
Setelah dilakukan pembedahan pasien dirawat diruang pulih sadar. Pasien yang dikelola adalah pasien pasca anesthesia umum ataupun reegional. Diruang pulih sadar dimonitor jalan nafasnya apakah bebas atau tidak? Ventilasinya cukup atau tidak? Dan sirkulasinya sudah baik atau belum?
Pasien dengan gangguan jalan nafas dan ventilasi harus ditangani secara dini. Selain obstruksi jalan nafas karena lidah yang jatuh ke belakang atau spsme laryng, pasca bedah dini kemungkinan terjadi muntah yang dapat berakibat aspirasi. Anesthesia yang masih dalam dan sisa pengaruh obat pelumpuh otot akan berakibat penurunan ventilasi. Rasa nyeri pasca bedah thoraks dan perut bagian atas dapat pula terjadi penurunan ventilasi. Gangguan sirkulasi terjadi pada pasien yang therapy cairan yang diberikan selama pembedahan belum cukup.
Monitor kesadaran merupakan hal yang penting karena selama pasien belum sadar dapat terjadi gangguan jalan nafas. Pasien yang belum sadar diberikan oksigen dengan kanula nasal atau masker sampai pasien sadar betul. Pasien yang sudah keluar dari pengaruh obat anesthesia akan sadar kembali. Sadar yang berkepanjangan adalah akibat sisa pengaruh obat anethesia, hypotermia atau hypoksia dan hyperkarbia. Hypoksia dan hyperkarbia terjadi pada pasien dengan gangguan jalan nafas dan ventilasi. Menggigil yang terjadi pasca bedah dini adalah akibat efek vasodilatasi obat anesthesia yang melakukan vasokonstriksi. Menggigil akan menambah beban jantung dan sangat berbahaya pada pasien dengan penyakit jantung.
Kartu observasi selama diruang pulih sadar harus ditulis dengan jelas sehingga dapat dibaca bila pasien sudah kembali ke bangsal.
Diposkan oleh Siti Rochana di 18:37 1 komentar
Label: KEPERAWATAN
Selasa, 20 April 2010
PERAWATAN KLIEN TERPASANG CVP (CENTRAL VENOUS PRESSURE)
PENDAHULUAN
CVP adalah memasukkan kateter poli ethylene dari vena tepi sehingga ujungnya berada di dalam atrium kanan atau di muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis (KVS).
Perawat harus memperhatikan perihal :
1. Mengadakan persiapan alat – alat
2. Pemasangan manometer pada standard infus
3. Menentukan titik nol
4. Memasang cairan infus
5. Fiksasi
6. Fisioterapi dan mobilisasi
TUJUAN PEMASANGAN CVP
1. Mengetahui tekanan vena sentralis (TVS)
2. Untuk memberikan total parenteral nutrition (TPN) ; makanan kalori tinggi secara intravena
3. Untuk mengambil darah vena
4. Untuk memberikan obat – obatan secara intra vena
5. Memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat
6. Dilakukan pada penderita gawat
CVP bukan merupakan suatu parameter klinis yang berdiri sendiri, harus dinilai dengan parameter yang lainnya seperti :
Denyut nadi
Tekanan darah
Volume darah
CVP mencerminkan jumlah volume darah yang beredar dalam tubuh penderita, yang ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung. Misal : syock hipovolemik –> CVP rendah
PERSIAPAN ALAT – ALAT
1. Satu manometer CVP
2. Kateter vena sentralis
3. Three way stopcock
4. Selang infus manometer
5. Infus set
6. Disposible spuit 10 cc / 20 cc
7. Vena sectie set
8. Duk lobang steril
9. Kain kassa steril
10. Yudisium dan alkohol atau betadin 10%
11. Novocain 2% atau lidocain 2%
12. Cairan infus
13. Plester
14. Gunting
15. Water – pass
16. Tiang infus
17. Spalk
18. Verband
CARA PEMASANGAN
a. Daerah yang dipasang :
Vena femoralis
Vena cephalika
Vena basalika
Vena subclavia
Vena jugularis eksterna
Vena jugularis interna
b. Cara pemasangan :
Penderita tidur terlentang (trendelenberg)
Bahu kiri diberi bantal
Pakai sarung tangan
Desinfeksi daearah CVP
Pasang doek lobang
Tentukan tempat tusukan
Beri anestesi lokal
Ukur berapa jauh kateter dimasukkan
Ujung kateter sambungkan dengan spuit 20 cc yang diisi NaCl 0,9% 2-5 cc
Jarum ditusukkan kira – kira 1 jari kedepan medial, ke arah telinga sisi yang berlawanan
Darah dihisap dengan spuit tadi
Kateter terus dimasukkan ke dalam jarum, terus didorong sampai dengan vena cava superior atau atrium kanan
Mandrin dicabut kemudian disambung infus -> manometer dengan three way stopcock
Kateter fiksasi pada kulit
Beri betadhin 10%
Tutup kasa steril dan diplester
KEUNTUNGAN PEMASANGAN DI DAERAH VENA SUBCLAVIA
1. Mudah dilaksanakan (diameter 1,5 cm – 2,5 cm)
2. Fiksasi mudah
3. Menyengkan penderita
4. Tidak mengganggu perawatan rutin dapat dipertahankan sampai 1 minggu
CARA MENILAI CVP DAN MEMASANG MANOMETER
1. Cara menentukan titik nol
Penderita tidur terlentang mendatar
Dengan menggunakan slang air tang berisi air ± setengahnya -> membentuk lingkaran dengan batas air yang terpisah
Titik nol penderita dihubungkan dengan batas air pada sisi slang yang satu. Sisi yang lain ditempatkan pada manometer.
Titik nol manometer dapat ditentukan
Titik nol manometer adalah titik yang sama tingginya dengan titik aliran V.cava superior, atrium kanan dan V.cava inferior bertemu menjadi satu.
2. Penilaian CVP
Kateter, infus, manometer dihubungkan dengan stopcock -> amati infus lancar atau tidak
Penderita terlentang
Cairan infus kita naikkan ke dalam manometer sampai dengan angka tertinggi -> jaga jangan sampai cairan keluar
Cairan infus kita tutup, dengan memutar stopcock hubungkan manometer akan masuk ke tubuh penderita
Permukaan cairan di manometer akan turun dan terjadi undulasi sesuai irama nafas, turun (inspirasi), naik (ekspirasi)
Undulasi berhenti -> disitu batas terahir -> nilai CVP
Nilai pada angka 7 -> nilai CVP 7 cmH2O
Infus dijalankan lagi setelah diketahui nilai CVP
NILAI CVP
Nilai rendah : < 4 cmH2O
Nilai normal : 4 – 10 cmH2O
Nilai sedang : 10 – 15 cmH2O
Nilai tinggi : > 15 cmH2O
PENILAIAN CVP DAN ARTI KLINISNYA
CVP sangat berarti pada penderita yang mengalami shock dan penilaiannya adalah sebagai berikut :
1. CVP rendah (< 4 cmH2O)
Beri darah atau cairan dengan tetesan cepat.
Bila CVP normal, tanda shock hilang -> shock hipovolemik
Bila CVP normal, tanda – tanda shock bertambah -> shock septik
2. CVP normal (4 – 14 cmH2O)
Bila darah atau cairan dengan hati – hati dan dipantau pengaruhnya dalam sirkulasi.
Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif -> shock hipovolemik
Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif -> septik shock, cardiogenik shock
3. CVP tinggi (> 15 cmH2O)
Menunjukkan adanya gangguan kerja jantung (insufisiensi kardiak)
Terapi : obat kardiotonika (dopamin)
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENILAIAN CVP
1. Volume darah :
Volume darah total
Volume darah yang terdapat di dalam vena
Kecepatan pemberian tranfusi/ cairan
2. Kegagalan jantung dan insufisiensi jantung
3. Konstriksi pembuluh darah vena yang disebabkan oleh faktor neurologi
4. Penggunaan obat – obatan vasopresor
5. Peningkatan tekanan intraperitoneal dan tekanan intrathoracal, misal :
Post operasi illeus
Hematothoraks
Pneumothoraks
Penggunaan ventilator mekanik
Emphysema mediastinum
6. Emboli paru – paru
7. Hipertensi arteri pulmonal
8. Vena cava superior sindrom
9. Penyakit paru – paru obstruksi menahun
10. Pericarditis constrictiva
11. Artevac ; tersumbatnya kateter, ujung kateter berada di dalam v.jugularis inferior
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar